AKHIRNYA, akhirnya, akhirnya, akhirnya saya memulai menulis lagi. Setelah sekitar, hmm, 3 bulan tidak menulis diblog baru ini. Sengaja mengawali dengan hurup kapital biar lebih mendramatisir, hehehe, klo bisa sih mau dipakein backsound kayak sinetron-sinetron itu sambil ngezoom in-zoom outkan kamera.
| Ini namanya lawakan?! |
Tiga bulan...yah tiga bulan itu merupakan waktu yang sangat banyak untuk mendapatkan banyak bahan cerita kecuali hidupmu hanya tinggal dirumah selama tiga bulan itu dan tidak memilki tivi, internet, tidak baca koran, majalah dan sejenisnya. Apalagi tidak punya twitter, ouch ironis sekali *sooookkk. Jadi yang punya akun twitter, follback yeachhhh!! *alay maksimum.
TAPIIII, semua yang saya katakan diatas terjadi pada saya. Meskipun saya memiliki kesemuanya saya tak pernah memanfaatkannya secara maksimum dan itulah kerugian yang amat sangat, heuh!! Selama tiga bulan tersebut waktu dihabiskan dengan sangat tak bermanfaat. Mulai dari bangun siang, bangun-bangun nyari makan siang, abis itu tidur siang, bangun menjelang maghrib dan mulai memanfaatkan tivi untuk menonton acara dagelan yang sangat tidak mendidik, dimana dalam acara itu orang-orang saling memukul dengan menggunakan styrofoam.
Saat menonton acara tersebut tidak dipungkiri saya tertawa namun setelah dipikir-pikir kok tidak lucu lagi yah, justru garing dan lawakannya stagnan begitu-begitu saja. Mungkin tidak menyakitkan, namun jika acara tersebut ditayangkan selama 6 hari dalam seminggu dan durasinya sekitar 3 jam (dari jam 9-11 malam) dan waktu tersebut adalah prime time untuk menyaksikan tivi sehingga masih ada anak-anak yang menonton. Apa jadinya jika ada anak-anak yang melihat adegan saling memukul tersebut malah disambut tawa riuh oleh penonton?? Bisa-bisa anak-anak tersebut menirukannya terhadap teman sepermainannya dengan barang-barang disekitarnya yang tidak terbuat dari bendak rapuh seperti styrofoam tersebut. Mungkin saat memukul kepala temannya dengan gagang sapu kemudian kepala temannya tersebut berdarah anak yang memukul akan berkata dengan polosnya "Lho, kok ada cairan merah keluar? Di **J tidak ada tuh."
Terlalu melebihkan memang tapi inilah ironi acara lawakan tivi saat ini. Saat acara tersebut mendulang sukses lalu berbondong-bondong acara yang serupa meniru, namun acara yang meniru tersebut tidak dapat bertahan lama. Tidak dipungkiri, para pemain acara **J tersebut memang memiliki kreativitas yang sangat tinggi namun mungkin karena tuntutan rating, kreativitas tersebut tidak digunakan sehingga lama-kelamaan acara tersebut malah menjadi membosankan. Terlebih lagi waktunya yang tidak tanggung-tanggung, 3 jam sehari 6 kali seminggu!! Namun, masih banyak orang yang menontonnya sehingga acara tersebut tetap memiliki rating yang tinggi. Salah satunya adalah IBU SAYA SENDIRI!! Bahkan ayah saya harus mengalah untuk menonton berita yang juga menyiarkan berita-berita tentang kejelekan bangsa sendiri yang diulang-ulang seolah-olah tidak ada lagi berita yang baik di negeri ini. Saat saya bertanya kenapa tidak nonton berita saja, ibu saya malah menjawab dengan santai "Ah, bosan nonton berita. Malah menambah stres. Mending ini saja, lebih menghibur dan membuat ketawa."
Saya tidak men-jugde bahwa acara itu jelek namun alangkah baiknya bila lawakan tersebut lebih mendidik, heh, mang ada yah lawakan yang mendidik?! Jujur, saya tidak tahu apakah memang ada lawakan yang mendidik, kalo ada share lah inponya gan!! Tapi yang pasti saya tahu adalah masyarakat memerlukan hal yang menghibur, berita yang baik, penghidupan yang layak, keamanan terjamin sehingga kami rakyat kecil dapat memiliki hati riang dan tak perlu lagi menonton lawakan yang mengandung kekerasan untuk mendapatkan hiburan karena kami telah berjuang keras untuk dapat hidup.